Skip to main content

Kontes Seni Domba Laga Tingkat Jawa Barat



”Melalui kontes seni domba laga, kita kembangkan kuantitas dan kualitas domba Subang, dan saya sangat berharap peternak domba yang tersebar di Kabupaten Subang dapat terus maju”, demikian disampaikan Asisten Pembangunan Drs. H Komir Bastaman, M.Si saat memberikan sambutannya pada Kontes Seni Domba Laga Tingkat Provinsi Jawa Barat, Sabtu (12/7) yang berlangsung di Lapang Dolog Kelurahan Karanganyar Subang. Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Bhayangkara Ke-62 tersebut diikuti oleh patandang-patandang dari Kabupaten Subang, Bandung, Majalengka, Sumedang serta beberapa daerah lainnya. Menurut Asda, kontes seni domba laga yang biasa disebut ”adu domba” ini bukan hanya bersifat ketangkasan saja, tetapi seni budaya tradisi yang dapat dijadikan ajang promosi para peternak domba se-Jawa Barat


ementara itu antusias warga sekitar dalam menyaksikan kontes seni domba laga dinilai cukup tinggi, hal itu dapat terlihat dengan membludaknya warga yang menyaksikan, baik pada hari pertama perlombaan maupun pada hari kedua. ”Saya sangat senang dengan diadakannya kontes seni domba laga ini, karena akhir pekan saya kali ini mendapat suguhan hiburan yang mengasyikan”, ungkap Asep Wahyu Hidayat (34 th), salah seorang warga Subang. Ia juga berharap agar pelaksanaan kontes seni domba laga seperti ini dapat diselenggarakan lagi di Kabupaten Subang. Menurut ketua panitia lomba, kontes ini diselenggarakan selama dua hari yang dibagi ke dalam tiga kelas yaitu kelas A, B dan C. Adapun kelas B dan C berlaga pada tanggal 12 Juli, sedangkan kelas A berlaga pada tanggal 13 Juli 2008. Sampai berita ini diturunkan, telah terakumulasi hasil lomba keseluruhan yaitu, juara dari kelas A diraih oleh ”Topeng” dari Ciater Kabupaten Subang, kelas B diraih oleh ”Kalong” dari Pasanggrahan, sedangkan kelas C diraih oleh ”Kujang” dari Dago Bandung. Juara-Juara tersebut mendapatkan hadiah 1 unit televisi berwarna serta beberapa hadiah hiburan lainnya. Turut hadir dalam kesempatan tersebut dalang kondang, H. Asep Sunandar Sunarya yang membuka penyelenggaraan kontes di hari kedua dengan menampilkan atraksi ”tepak tilu” atau gerakan pencak silat kegemarannya. Bahkan dalang kondang dari Giri Harja 3 Bandung tersebut hadir sebagai patandang dan pemilik domba yang ditandingkan di kelas A


www.subang.go.id

Comments

Popular posts from this blog

Bilah buat Bushcraft

I ni adalah beberapa peralatan berkebun, yang sering saya bawa dan pergunakan dikebun, sawah atau berpetualang kehutan. secara kualitas cukup bisa diandalkan buat tebas dan tebang mau pohon besar atau kecil babat kabeh 😆😆.Semuanya buatan pande tradisional buatan setempat, dengan berbahan baja per bekas atau bisa tool steel juga sesuai dengan kebutuhan kita yang penting nyaman dan tangguh diajak bekerja nya 😊😊😊😊😊  Congkrang bahasa sunda atau Billhook kata orang luar negeri. Congkrang adalah alat-alat pertanian yang digunakan untuk memotong atau membersihkan semak-semak. Pada saat membersihkan semak selain membawa congkrang juga membawa sabit, parang, golok, cangkul dan koréd serta alat-alat yang sekiranya yang dibutuhkan untuk membersihkan tanah atau lahan Golok  adalah pisau besar dan berat yang digunakan sebagai alat berkebun sekaligus senjata yang jamak ditemui di Asia Tenggara. Hingga saat ini kita juga bisa melihat golok digunakan sebagai senjata dalam silat....

Kebun ku

Setelah panen padi barulah aku mengunjungi kamu lage. Melihat tanaman tanaman yg tumbuh bersaingan dengan semak semak 😀 Alpokat                                                       Jati Putih

Sungai Bolango, Gorontalo

Proyek normalisasi sungai Bolango di Gorontalo